Saturday, August 06, 2005

keriting kribo, yang keriting naik.. krebo?

Akyuuu hari iniii potong rambyuuuut!! *dengan nada menjijikkan* :P
Sebenernya agak2 terpaksa juga, karena selain mahal (gw baru sadar, kok gw kayanya selalu bilang bahwa apa2 di Melbourne ini mahal ya? Segitu kerenyakah gw? Oooh, naasnya nasib ini..), gw juga udah agak2 hopeless sama rambut gw.

Buat yang gak tau gw secara langsung dan gak pernah mengenal pribadi gw yang baik hati serta tidak sombong (alias mengenal gw by the writings on my blog or somewhere else online) ini, pasti taunya rambut gw itu adalah, lurus, baik2 saja dan terbebas dari masalah. Sayangnya, itu semua hanyalah ilusi semata.

Bukan kok, saya bukan hantu ataupun makhlus halus lainnya. Maksud saya dengan ilusi di sini adalah.. gw itu banci foto. Jadi untuk banci foto seperti gw ini, yah kalo mau majang foto pastinya maunya yang bagus2. Hence, every picture put by me online, pastilah keren dan super OK, seperti disclaimer saya di profile blogger gw ini: saya ini keren. Yang berarti, rambut gw pas difoto itu dalam keadaan lagi lurus, atau baru di blow dry gitu, atau diambil dari angle2 tertentu yang mana gw udah sangat afal mana angle bagus mana angle yang gak bagus untuk menghasilkan foto keren. Nyahaha kasian ya guah, segitu bokisnya huehuehue..

Anyways, balik ke topik gw hopeless sama rambut gw. Eerr.. rambut gw itu, tebal, keriting, kering, pecah2. Everything not cool, that's my hair. Inilah yang ngebikin gw males ke salon, males ngerawat rambut banget2, males pake ini itulah, anti frizz serum-lah, leave-in conditioner-lah, obat2an gitulah, malesbangetdotcom pokoknya huhuhu. Bukan karena mahal, tapi lebih ke karena lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya. Alias hampir gak ngaruh sama sekali. Tapi, akhirnya kubulatkan juga tekadku ke salon, demi sekali2 nyoba potong rambut di Melben. Ajegile masa iya selama ini gw gak pernah ke salon Melben?

So finally, there I went, ditemenin Inne (tengkyu Nee *sambil cupika cupiki peluk2 gara2 gak enak gw sama doi, kelamaan ditungguinnya*) Hasilnya? Not that bad, not bad at all indeed, for at least, until now. Kenapa gw bilang until now? Karena semua orang yang keluar dari salon pastilah keren, karena ditangani oleh professional hairdresser. Tahap selanjutnya yang crucial lebih ke nanti, setelah rambut gw dicuci dan dikeringkan dan diperlakukan seperti biasa oleh saya, tangan yang jauh dari professional inih.

Faktor lain kenapa gw males ke salon adalah karena gw juga mikirin manusia lain, dalam hal ini adalah hairdressernya. Berhubung rambut gw ini agak2 one in a million alias jarang banget ada orang rambutnya setebel gw ini, jadi kalo nanganin gw musti bener2 langganan, or else yang gw denger pasti keluhan2 implisit dari sang hairdresser. Bener aja kan, kaya tadi itu, gw bolak balik dikomentarin sama mbak2nya.

"Woow, how thick is your hair? Great! I love thick hair!", katanya, sambil megang2 kepala gw. Yeah right, wait until you have to handle it within the next one hour or so, kata gw dalem hati.

Setengah jam kemudian, mulai deh doi ngedumel, "Wow, so you wash your hair everyday and blow it dry? I can't imagine!"

Sejam kemudian (dan tanda2 rambut gw mau selesai belum juga tampak, "Seriously man, I feel like rebonding a client rather than just cutting it!"

Hahaha sukurin luh, umpat gw dalem hati. Sapa suruh sok2 in love with my hair at the first place?

Itu di dalem hati. Di luar, gw cuma bisa bilang gini, "Haha.. I'm like this all my life mate, i grew with it, and now I guess I'm used to it. Now you know why I like straight hair better, yea?"

Doi cuma bisa senyam senyum menghela napas. Menahan biar gak mampus gw rasa tuh doi. Hehe..

Nah, gimana, baik kan gw, mikirin orang lain segitunya, sampe2 gw jarang ke salon untuk potong rambut? Kasian kan kalo sampe ada orang nasibnya kaya hairdresser gw hari ini?

No comments: