Melbourne101

I was cleaning up my Gmail inbox yesterday, when i suddenly stumbled upon this: an old email from a friend. An old email consists of good memory, a good 100-words talking about Melbourne.

“Melbourne is the stylish powersuited woman striding down Collins St or the laid back men talking Aussie Rules Football at the pub. Melbourne is a sticky date pudding in a café on the banks of the Yarra, watching the stars at St Kilda beach. Melbourne is where coffee-with-friends is a lifestyle, and total obsession with lattes and the colour black is normal. Melbourne is Mediterranean staff in the delicatessen, waiters in your favourite Asian restaurant, and the best kebabs out of the Middle East, in a city of four million people whose roots come from all over the globe. Melbourne rocks, ok. – Nasya Bahfen”

How can I not love Melbourne with all the ditto description? Not to mention the weather. Oh they can call it Melbourne the Ghost City due to the four-seasons weather in a day, but I still remember the smell of autumn in the morning, nice sunny arvo and my warm blanket when its wintery cold outside.

Plus the fact *blushing* I met my future husband there. Let’s just hope we can return soon for holiday! =)

eternal sunshine, anyone?

hai hai, si kamu.

apa kabar? udah lama banget ya, sejak terakhir kita bercakap-cakap.
dulu, kita biasa saling tau kabar masing2, dari hal2 besar seperti rencana hidup yang dulu itu terkesan sangat abu2 (karena kita berdua sama2 gak ngerti musti dikemanain hidup ini), sampe hal2 kecil seperti 'tadi aku makan rendang pake strawberry loh! aneh tapi enak rasanya!'

dulu, kita terbiasa memperhatikan hal2 kecil. kamu yang selalu tidur siang jam 3 dan bangun tepat jam 4.45 sore dan langsung mandi. kamu yang selalu telfon aku jam 9 malam dan menceritakan yang kita lakukan hari itu, sampai tepat jam 9.45, karena kamu tau aku tidur jam 10, setiap malam.

dulu, kita selalu bertengkar tentang hal yang mirip2. tentang aku dan egoku, tentang kamu dan sensitifnya kamu. tentang hal2 kecil seperti kamu yang selalu mematikan HP kalo tidur; aku selalu menganggap itu salah, karena toh kalo tidur bisa pilih silent profile, dan lain lain dan lain lain.

kamu, ya, kamu.
udah berapa lama ya sejak terakhir kamu peluk aku, lamaaa sekali. dan berakhir dengan sebuah kecupan di kening dan kata2, "maafin aku ya, yang selalu sayang sama kamu."

kamu.
kalo ada alat untuk menghapus ingatan, kamu pasti mau coba kan? aku untuk menghapus kamu dan sebaliknya. biar kita berdua kaya clementine kruczynski & joel barish, gitu.
biar gak usah pusing2 kalo mau melakukan langkah2 besar yang terkait dengan orang lain, misalnya.

mau kan, mau?