Tuesday, April 26, 2005

mimpi yang utopis

saya mau menceritakan mimpi saya.

saya bermimpi bahwa saya kembali ke indonesia, dengan keadaan lebih baik. lahir dan batin lebih baik. otak dan pemikiran lebih baik. jiwa dan raga lebih baik.
sampai di indonesia saya terkejut, karena tiba-tiba semua menyambut saya terlalu suka cita, saking girang gembiranya mereka semua mengomentari saya, dari ujung kepala sampai ujung kuku kaki. satu hal yang menggelitik saya, semua orang bilang saya gemuk.

saya akui, saya memang menggemuk kalau dibandingkan kali pertama saya menjejakkan kaki di melbourne. waktu itu saya hanya 51 kilogram. dengan tinggi yang 170 cm, bisa dibilang saya seperti tengkorak berjalan. tapi tidak, waktu itu orang-orang tidak berkata bahwa saya underweight. malahan orang-orang berkata saya kurang kurus juga. jadi bisa dibayangkan bagaimana terkejutnya mereka melihat saya setelah 4 tahun tidak pulang ke jakarta. no wonder saya dibilang seperti babi, gendut sekali, dan kata-kata sepintas hinaan itu.

dan berat saya sekarang ini tidaklah terlalu overweight. sama sekali tidak overweight malah menurut saya, pun menurut orang-orang bule australia sini. baju saya masih berukuran M alias medium, celana berukuran 29 kalau levis, atau 10 kalau satch. normalkah? normal, menurut saya.

tapi ternyata tidak, menurut orang-orang jakarta, saya ini sangat teramat amit-amit gila-gilaan berat banget dan gendut banget. hal ini, membuat saya sedih.
bukan, bukan berarti saya sensitif terhadap kata-kata hinaan seperti ini. haha, saya sudah biasa dibilang data alias dada rata (karena ukuran dada saya yang memang minimalis berlebihan alias rata), saya sudah biasa dibilang pesek (karena saya terima kodrat berhidung pesek dengan teramat berlapang dada), dibilang cerewet dan cempreng (karena memang begitulah saya), dan sejuta kata-kata celaan lainnya, yang biasanya dilontarkan oleh teman-teman dekat saya (disini adalah pembuktian kata-kata orang tua dulu kalau orang makin dekat itu makin kurang ajar).

ok, kembali ke topik saya sedih. saya sedih dibilang gendut. bukan karena saya sedih saya gendut (toh saya juga tidak merasa gendut), tapi saya sedih bahwa kebanyakan dari handaitaulan saya, masih beranggapan bahwa ukuran tubuh paling ideal sepanjang masa adalah kecil mungil kurus kering. bahkan ukuran langsing sekarang itu adalah lurus tidak berbody dan tidak berdaging (ya, benar-benar tinggal daging dibalut tulang plus sedikit kentut).

dan untuk hal yang satu ini, saya menyalahkan media.
ya, saya. menyalahkan. media. terutama majalah.
karena karena teman-teman saya tanpa sadar telah dicuci otak mengganti standar mereka dengan hal yang teramat bodoh dan ringan lagi ringkih serta dangkal.
mungkin yang ada di otak mereka sekarang adalah:
"kalo gw gak kurus, gw gak bisa pake baju bagus-bagus, gw gak cantik, gw gak enak kalo pergi2 diliatin orang berpandangan negatif, dan gak mungkin ada cowo yang naksir gw", begitulah kira-kira perkiraan saya.

entah mengapa saya mulai sadar kalau majalah itu tidak baik untuk kesehatan anda, terutama kesehatan batin anda. bagaimana tidak, let's say setiap orang baca 2 judul majalah kecantikan yang terbit bulanan. berarti, dalam jangka waktu 2 minggu, satu judul majalah terus menerus dilihat oleh orang yang bersangkutan. dan apa yang ada di dalam majalah kecantikan tersebut? pastinya orang-orang cantik, dengan make up yang katanya natural (saya heran mereka masih bisa menyebut natural padahal mereka menggunakan 3 merk foundation yang berbeda), dengan gaya rambut yang hanya cocok untuk pergi kondangan (padahal saya tahu bahwa tidak mungkin semua orang pergi kondangan tiap hari dalam hidupnya), dengan baju yang tidak cocok dengan iklim indonesia jaya raya yang panas lembab dan berdebu, dengan judul artikel yang sudah pasti berhubungan dengan gosip artis murahan (gosipnya yang murahan, bukan artisnya. eh, atau sama murahannya?). belum lagi peraturan diet ini itu yang sepertinya wajib diikuti oleh para pembaca seantero nusantara (haha mereka bahkan membuat klub diet dan sebagainya, bukan main).
intinya, buat apa membaca majalah kalau akibatnya hanyalah anda merasa tidak cantik, tidak terawat, kurang wangi, kurang kurus, kurang modis, dan segala kurang2 lainnya?

bayangkan betapa buruknya dampak majalah kecantikan apabila anda terus menerus membaca 2 judul tiap bulan, hampir setiap hari!

*dedicated to all jakartans who thought they are fat. no darling, you are not fat. lagian kalo iya, so what kalo gendut? as long as you are happy. so just be happy. be happy because who you are not how you look. :)

PS: *tarik napas* agaknya, bahkan di mimpi pun dambaan hidup ala saya (dimana semua orang bahagia dan tidak peduli dengan body image) sepertinya selalu utopis. bahkan di mimpi pun orang masih bilang saya gendut.

No comments: