semua orang pasti punya masalahnya masing-masing. berat-ringannya, tergantung masing2 orang yang ngerasain. gak ada rumusnya, gak ada patokannya, dan menurut gw yang paling haram dilakukan adalah merasa urusannya paling berat sedunia, dan masalah yang orang lain hadapi adalah easy peasy, as easy as 1, 2, 3.
teori boleh bilang begitu, tapi satu hal yang selama ini gw anggap paling susah, adalah bagaimana mempraktekkan teori di atas, yaitu men-set suatu standar TIDAK berdasarkan standar yang gw miliki. dan ini, proses paling susah yang sampe sekarang gw mati2an menjalankannya.
ambil contoh seperti ini. tentunya, gw & partnerboi memiliki kepribadian yang sangat bertolak belakang. menurut seorang temen akrab, gw adalah orang sakit jiwa. obsesif komplusif. control freak. yes, all of the above. sejujurnya, i get adrenaline rush hanya dengan merencanakan sesuatu. catet, bukan berhasil dalam suatu misi loh, hanya dengan merencanakannya aja gw udah bisa menikmati betul proses itu semua. lagi2 menurut si temen, im more into a process kinda girl, not quite a result oriented. nah, berhubung gw sangat enjoy melakukan planning seperti itu, tentunya ada certain ways / principles dimana musti menurut gw. gw dan gw. disinilah letak control freak gw berada. plus egois tingkat tinggi. gw aja kadang sebel sama diri gw sendiri it hurts (see, this is how crazy i am).
nah, partnerboi itu.. bisa dibilang bukan seorang yang merencakan segala sesuatunya dengan matang. dan satu hal yang pasti, dia (seperti 99% lelaki lainnya), sama sekali tidak bisa multitasking. which im ok. yang gw sering gak ok, segala sesuatu step planningnya dia, musti gw ingetin, kebanyakan dari step2 kecil yang menurut gw "hadeeh masa begini aja musti diingetin sih?" but, he's my partnerboi. kadang bisa dibilang, situasi seperti ini yang bikin gw semakin nampak seperti orang gila dengan kadar control freak akut. i kinda hate myself for this.
bisa dibilang beberapa minggu terakhir ini, im on my lowest low. ada beberapa cara komunikasi antara kita berdua yang harus kita benerin. so hard time is here.
dan tadi, alhamdulillah sekali gw berkesempatan untuk sempet ketemu dengan salah satu orang terdekat sama gw (dan partnerboi).
jadilah tadi gw lunch sama dia. sempet cerita secara garis besar kabar tentang kabar masing2. tentang gimana dia lagi fokus bikin album ke-3, gimana malesnya ngapus2in email follower di twitter yang ada 150ribuan (jereng neeek ngapusnya, katanya), dan pas gw cerita tentang kabar gw, guess what he said about me?
"kamu ya, musti ngubah standar kamu.. not according to you, but maybe according to both of you, if not him only. knowing you, kamu orang yang sangat sanguinis sekali, sementara dia sangat melankolik. remember, hal2 susah menurut kamu adalah tantangan & opportunity.. sementara menurut dia? simply hambatan, dan malah akan dijauhin. your husband is one of the few people i know who is very fun, with his happy-go-lucky attitude, well maybe his downside is his lack of planning & organising, but i know you can deal with that, you took him as one whole package, right.."
DUWEEEENG. it's like a slap in a face, amidst the crowd at this regular mall. siang2, diceramahin gini. nadanya gak menggurui, caranya gak nyebelin, tapi semua kata2nya, SPOT ON. gak ada salahnya dikit juga.
plus juga dia bilang, "kamu itu juga ayah kamu banget. well-planned. super-organised. tapi the low point is, kamu gak sabaran. dan musti ngotot pake cara kamu. it doesnt work that way, jung". daaayum, rasanya seperti pingin mewek karena dimarahin kaya gitu.
seribu makasih yang mau gw bilang ke dia kayanya juga gak bakal cukup. so i said this when he dropped me off at the office, "thanks for the food for my soul, today you brought quite a big portion", to which he replied "sama2 jung, punya apa sih aku selain kuping yang selalu ngedengerin kamu. selalu ya jung".
sukses mewek, walau dalem hati (abis diliatin satpam kantor bok hekhek).