MUI mau mengharamkan facebook.
karena katanya, facebook merusak moral.
karena katanya, banyak kemaksiatan yang berasal dari facebook.
jadi MUI merasa perlu untuk mengatur (alias mengharamkan) jejaring sosial yang katanya menjadi rumah dari 20 juta umat di seluruh dunia ini, tanpa pandang ras, status sosial, dan agama.
yes, facebook gak memandang agama. agama apapun boleh menjadi member facebook. yang gak punya agamapun, sah-sah aja jadi aggota facebook. karena facebook mendukung apapun yang membernya ingin perbuat (sepanjang disupport oleh aplikasinya tentunya). facebook bener2 ngedukung fungsi citizen journalism, yang tentunya lebih dulu disandang oleh internet, dimana semua orang bisa menjadi author dari sesuatu, bisa menyuarakan pikirannya dan informasi dari si masing-masing empunya pikiran (atau si empunya account, deng), tanpa melihat kebenaran dari informasi tersebut.
contoh dari aktivitas ini banyak banget. dari fan base musisi2 kelas berat internasional, sampe band-band belom punya label alias indie yang baru menitis kariernya. semuanya bisa dibuat groupnya masing-masing. it's one click away! dari tokoh politik dunia yang gerakan terbesarnya dimulai dari internet (back in obama political campaign days with his 'hope'), sampe tokoh lokal, dimana orang2 bebas menghujat (say no to megawati group). dari group yang berdasarkan hobby, seperti menjahit sampe ke hobby yang membutuhkan modal tinggi seperti sneakers, designer bags, dan lain2. semua ada. kalo kata project pop di lagu jaman dulunya, sagala aya. dari jelek sampe bagus, dari cupu sampe keren, semuanya tujuannya sama. unleash your narsistic side hueheuhe.
nah, disinilah problemnya muncul. ketika konsep 'sagala aya' tadi diimplementasikan, ya tergantung individu masing-masing member untuk menggunakannya. member yang 'wise' mungkin akan menggunakan facebook untuk membuat group yang bersangkut paut dengan kepercayaan dia (agama, self healing, atau religious cult yang dia ikuti). member yang doyan ke pesta dan (biasanya narsis), doyan beuneeuur majang foto2 dediskoannya (kumplit dengan bir atau liquor di tangan, dengan senyum monyong ala abg, entah apa tujuannya). yang lagi pingin jadi enterpreneur, giat banget memasarkan ide dan produk dagangannya. masing-masing dengan semua tujuannya.
menurut MUI ini haram?
gw setuju kalo facebook dengan segala keajaibannya bisa aja menyebabkan sesuatu yang negatif. contoh gampang yaa itu tadi, abg dengan kehedonannya, bisa diliat dengan gampang di facebook. atau pria2 hidung belang kurang kerjaan bisa dengan gampangnya melakukan random add, hanya karena si member cewe memasang foto2 binalnya (or they say, sexy). ah, kalo ngebahas beginian, the list is endless, karena balik lagi, konsep facebook si sagala aya itu tadi :)
tapi, bukannya ini juga ya yang terjadi sama friendster? atau kaskus (inget kejadian beberapa tahun lalu dimana kaskus dipaksa untuk menutup thread2 yang berbau porno karena kaskus diancam ditutup?).
kayanya, MUI baru ngeh ada binatang baru di internet bernama facebook. dan kaget akan impactnya. langsung deh buru2 mengharamkan :)
atau, MUI baru ngeh kalo ada binatang baru bernama internet? :P
udah lama, boss. just bear with it :)
and this, can cause a veeeery long debate, of how technological determinism works. contoh gampang, sebuah pistol. apakah pistol haram hanya karena 'dia' dipake untuk menembak jutaan orang gak berdosa, termasuk anak2 kecil? i dont think so. it's the men behind the gun who ignites it, noo?
by the end of the day, facebook is only facebook. benda mati. kaya pistol. gak bisa gerak kalo ga ada yang klik sana klik sini. jadi, salah siapa dong?
karena katanya, facebook merusak moral.
karena katanya, banyak kemaksiatan yang berasal dari facebook.
jadi MUI merasa perlu untuk mengatur (alias mengharamkan) jejaring sosial yang katanya menjadi rumah dari 20 juta umat di seluruh dunia ini, tanpa pandang ras, status sosial, dan agama.
yes, facebook gak memandang agama. agama apapun boleh menjadi member facebook. yang gak punya agamapun, sah-sah aja jadi aggota facebook. karena facebook mendukung apapun yang membernya ingin perbuat (sepanjang disupport oleh aplikasinya tentunya). facebook bener2 ngedukung fungsi citizen journalism, yang tentunya lebih dulu disandang oleh internet, dimana semua orang bisa menjadi author dari sesuatu, bisa menyuarakan pikirannya dan informasi dari si masing-masing empunya pikiran (atau si empunya account, deng), tanpa melihat kebenaran dari informasi tersebut.
contoh dari aktivitas ini banyak banget. dari fan base musisi2 kelas berat internasional, sampe band-band belom punya label alias indie yang baru menitis kariernya. semuanya bisa dibuat groupnya masing-masing. it's one click away! dari tokoh politik dunia yang gerakan terbesarnya dimulai dari internet (back in obama political campaign days with his 'hope'), sampe tokoh lokal, dimana orang2 bebas menghujat (say no to megawati group). dari group yang berdasarkan hobby, seperti menjahit sampe ke hobby yang membutuhkan modal tinggi seperti sneakers, designer bags, dan lain2. semua ada. kalo kata project pop di lagu jaman dulunya, sagala aya. dari jelek sampe bagus, dari cupu sampe keren, semuanya tujuannya sama. unleash your narsistic side hueheuhe.
nah, disinilah problemnya muncul. ketika konsep 'sagala aya' tadi diimplementasikan, ya tergantung individu masing-masing member untuk menggunakannya. member yang 'wise' mungkin akan menggunakan facebook untuk membuat group yang bersangkut paut dengan kepercayaan dia (agama, self healing, atau religious cult yang dia ikuti). member yang doyan ke pesta dan (biasanya narsis), doyan beuneeuur majang foto2 dediskoannya (kumplit dengan bir atau liquor di tangan, dengan senyum monyong ala abg, entah apa tujuannya). yang lagi pingin jadi enterpreneur, giat banget memasarkan ide dan produk dagangannya. masing-masing dengan semua tujuannya.
menurut MUI ini haram?
gw setuju kalo facebook dengan segala keajaibannya bisa aja menyebabkan sesuatu yang negatif. contoh gampang yaa itu tadi, abg dengan kehedonannya, bisa diliat dengan gampang di facebook. atau pria2 hidung belang kurang kerjaan bisa dengan gampangnya melakukan random add, hanya karena si member cewe memasang foto2 binalnya (or they say, sexy). ah, kalo ngebahas beginian, the list is endless, karena balik lagi, konsep facebook si sagala aya itu tadi :)
tapi, bukannya ini juga ya yang terjadi sama friendster? atau kaskus (inget kejadian beberapa tahun lalu dimana kaskus dipaksa untuk menutup thread2 yang berbau porno karena kaskus diancam ditutup?).
kayanya, MUI baru ngeh ada binatang baru di internet bernama facebook. dan kaget akan impactnya. langsung deh buru2 mengharamkan :)
atau, MUI baru ngeh kalo ada binatang baru bernama internet? :P
udah lama, boss. just bear with it :)
and this, can cause a veeeery long debate, of how technological determinism works. contoh gampang, sebuah pistol. apakah pistol haram hanya karena 'dia' dipake untuk menembak jutaan orang gak berdosa, termasuk anak2 kecil? i dont think so. it's the men behind the gun who ignites it, noo?
by the end of the day, facebook is only facebook. benda mati. kaya pistol. gak bisa gerak kalo ga ada yang klik sana klik sini. jadi, salah siapa dong?